Uranus adalah planet ketujuh dari Matahari dan planet yang terbesar ketiga dan terberat keempat dalam Tata Surya. Ia dinamai dari nama dewa langit Yunani kuno Uranus (Οὐρανός) ayah dari Kronos (Saturnus) dan kakek dari Zeus (Jupiter). Meskipun Uranus terlihat dengan mata telanjang seperti lima planet klasik, ia tidak pernah dikenali sebagai planet oleh pengamat dahulu kala karena redupnya dan orbitnya yang lambat.[14] Sir William Herschel
mengumumkan penemuannya pada tanggal 13 Maret 1781, menambah batas yang
diketahui dari Tata Surya untuk pertama kalinya dalam sejarah modern.
Uranus juga merupakan planet pertama yang ditemukan dengan menggunakan teleskop.
Uranus komposisinya sama dengan Neptunus dan keduanya mempunyai komposisi yang berbeda dari raksasa gas yang lebih besar, Jupiter dan Saturn. Karenanya, para astronom kadang-kadang menempatkannya dalam kategori yang berbeda, "raksasa es". Atmosfer Uranus, yang sama dengan Jupiter dan Saturnus karena terutama terdiri dari hidrogen dan helium, mengandung banyak "es" seperti air, amonia dan metana, bersama dengan jejak hidrokarbon.[10] Atmosfernya itu adalah atmofer yang terdingin dalam Tata Surya, dengan suhu terendah 49 K (−224 °C). Atmosfer planet itu punya struktur awan
berlapis-lapis dan kompleks dan dianggap bahwa awan terendah terdiri
atas air dan lapisan awan teratas diperkirakan terdiri dari metana.[10] Kontras dengan itu, interior Uranus terutama terdiri atas es dan bebatuan.[9]
Seperti planet raksasa lain, Uranus mempunyai sistem cincin, magnetosfer serta banyak satelit alami. Sistem Uranian konfigurasinya unik di antara planet-planet karena sumbu rotasi
miring ke sampingnya, hampir pada bidang revolusinya mengelilingi
Matahari. Sehingga, kutub utara dan selatannya terletak pada tempat yang
pada banyak planet lain merupakan ekuator mereka.[15]
Dilihat dari Bumi, cincin Uranus kadang nampak melingkari planet itu
seperti sasaran panah dan satelit-satelitnya mengelilinginya seperti
jarum-jarum jam, meskipun pada tahun 2007 dan 2008 cincin itu terlihat
dari tepi. Tahun 1986, gambar dari Voyager 2 menunjukkan Uranus sebagai planet yang nampak tidak berfitur pada cahaya tampak tanpa pita awan atau badai yang diasosiasikan dengan raksasa lain.[15] Akan tetapi, pengamat di Bumi melihat tanda-tanda perubahan musim dan aktivitas cuaca yang meningkat pada tahun-tahun belakangan bersamaan dengan Uranus mendekati ekuinoksnya. Kecepatan angin di planet Uranus dapat mencapai 250 meter per detik (900 km/jam, 560 mil per jam).[16]
Penemuan
Uranus telah diamati pada banyak kesempatan sebelum penemuannya
sebagai planet, namun ia dianggap secara salah sebagai bintang.
Pengamatan yang tercatat paling awal adalah pada tahun 1690 saat John Flamsteed mengamati planet itu sedikitnya enam kali, mengkatalogkannya sebagai 34 Tauri. Astronom Perancis, Pierre Lemonnier, mengamati Uranus setidaknya dua puluh kali antara tahun 1750 dan 1769,[17] termasuk pada empat malam berturut-turut.
Sir William Herschel mengamati planet itu pada 13 Maret 1781 saat berada di taman di rumahnya di 19 New King Street di kota Bath, Somerset (sekarang Herschel Museum of Astronomy),[18] namun mulanya melaporkannya (pada 26 April 1781) sebagai sebuah "komet".[19] Herschel "melakukan serangkaian pengamatan terhadap paralaks pada bintang-bintang yang tetap",[20] menggunakan teleskop yang ia desain sendiri.
Dia mencatat dalam jurnalnya "Pada kuartil dekat ζ Tauri … bisa merupakan bintang Nebula atau sebuah komet".[21]
Tanggal 17 Maret, dia mencatat, "Aku mencari Komet atau Bintang Nebula
itu dan menemukan bahwa ia adalah sebuah Komet, karena ia berubah
letaknya".[22] Saat dia mempresentasikan penemuannya pada Royal Society, ia terus menegaskan bahwa dia telah menemukan sebuah komet sementara secara implisit membandingkannya pada planet:[23]
“ | Daya yang aku miliki saat pertama kali Aku melihat komet itu adalah 227. Dari pengamatan Aku tahu bahwa diameter dari bintang-bintang diam tidak secara proporsional membesar dengan daya yang lebih besar, sebagaimana planet; oleh karena itu sekarang Aku menyetel dayanya pada 460 dan 932 dan menemukan bahwa diameter komet itu naik sebanding dengan dayanya, sebagaimana mestinya, dengan perkiraan bahwa ia bukan bintang diam, sementara diameter bintang-bintang yang Aku bandingkan dengannya tidak meningkat dengan rasio yang sama. Lebih dari itu, komet itu diperbesar jauh di luar apa yang mestinya akan terjadi pada cahayanya, nampak kabur dan kurang-jelas dengan kekuatan yang besar ini, sementara bintang-bintang itu mempertahankan kilau dan kekhasannya dari ribuan pengamatan aku tahu mereka akan mempertahankannya. Kelanjutannya menunjukkan bahwa dugaanku berdasar baik, ini terbukti adalah Komet yang belakangan ini kami amati. | ” |
Herschel memberitahu Astronomer Royal, Nevil Maskelyne,
akan penemuannya dan menerima jawaban keheranan ini darinya pada
tanggal 23 April 23: "Aku tidak tahu menyebutnya apa. Mungkin ia planet
reguler yang bergerak pada orbit yang hampir melingkar pada Matahari
karena Komet bergerak pada elips yang sangat eksentrik. Aku belum
melihat koma atau ekor apapun padanya".[24]
Sementara Herschel secara hati-hati terus menggambarkan objek baru
ini sebagai sebuah komet, para astronom lain sudah mulai menduga secara
lain. Astronom Rusia Anders Johan Lexell memperkirakan jaraknya 18 kali jarak Matahari dari Bumi dan belum satu kometpun yang diamati dengan perihelion empat kali jarak Bumi-Matahari.[25] Astronom Berlin Johann Elert Bode
mendeskripsikan penemuan Herschel sebagai "bintang bergerak yang dapat
dianggap hingga sekarang ini objek tak diketahui mirip planet yang
berkeliling di luar orbit Saturnus".[26] Bode menyimpulkan bahwa orbitnya yang hampir berbentuk lingkaran lebih mirip sebuah planet daripada komet.[27]
Objek itu dengan segera diterima secara universal sebagai sebuah
planet. Tahun 1783, Herschel sendiri mengakui fakta ini kepada direktur
Royal Society Joseph Banks:
"Dengan pengamatan dari para Astronom paling terkenal di Eropa
nampaknya bintang baru itu, yang membuatku dihormati karena kutunjukkan
kepada mereka pada Maret 1781, adalah sebuah Planet Primer pada Tata
Surya kita."[28] Untuk mengakui pencapaian ini, Raja George III
memberi Herschel gaji tetap tahunan £200 dengan syarat ia pindah ke
Windsor sehingga Keluarga Kerajaan mendapat kesempatan untuk melihat
melalui teleskopnya.[29]
Penamaan
Maskelyne meminta Herschel untuk "do the astronomical world the faver [tertulis demikian,
'membantu dunia astronomi'] untuk memberi nama planetmu, yang
sepenuhnya milikmu, & yang kami merasa berhutang budi padamu atas
penemuannya."[30] Untuk menjawab permintaan Maskelyne, Herschel memutuskan untuk menamai objek itu Georgium Sidus (Bintangnya George), atau "Planet Georgian" untuk menghormati penyokong dirinya yang baru, Raja George III.[31] Dia menjelaskan keputusan ini dalam sebuah surat kepada Joseph Banks:[28]
“ | Pada masa dahulu kala sebutan Merkurius, Venus, Mars, Jupiter dan Saturnus diberikan kepada planet-planet tersebut, sebagai nama pahlawan dan dewa mereka. Pada masa sekarang yang eranya lebih filosofis sulit memungkinkan untuk mendapat pengganti metode yang sama dan menyebutnya Juno, Pallas, Apollo atau Minerva, untuk menjadi nama bagi benda langit kita yang baru. Pertimbangan pertama berupa peristiwa tertentu, atau kejadian luar biasa, nampaknya merupakan kronologinya: jika pada masa depan akan ditanyakan, kapan Planet yang terakhir-ditemukan ini ditemukan? Akan menjadi jawaban yang sangat memuaskan mengatakan, 'Pada masa pemerintahan Raja George Ketiga. | ” |
Nama yang diusulkan Herschel tidak populer di luar Britania dan beberapa alternatif segera diusulkan. Astronom Jérôme Lalande mengusulkan planet itu dinamai Herschel untuk menghormati penemunya.[32] Namun, Bode, memilih Uranus, versi Latin dewa langit Yunani, Ouranos.
Bode berargumen bahwa seperti Saturnus yang merupakan ayah dari
Jupiter, planet baru itu mesti diberi nama dari nama ayah Saturnus.[29][33][34] Pada tahun 1789, kolega Bode dari Royal Academy, Martin Klaproth menamai unsur yang baru ditemukan dengan "uranium" untuk mendukung pilihan Bode.[35] Pada akhirnya, saran Bode menjadi yang paling luas digunakan dan menjadi universal pada 1850 saat HM Nautical Almanac Office, yang terakhir yang tidak menggunakannya, beralih dari menggunakan Georgium Sidus kepada Uranus.[33]
Tata nama
Pengucapan nama Uranus dalam bahasa Inggris yang disukai di antara para astronom adalah /ˈjʊərənəs/, dengan tekanan pada suku kata pertama seperti dalam bahasa Latin Ūranus;[36] kontras dengan bahasa sehari-hari /jʊˈreɪnəs/, dengan tekanan pada suku kata kedua dan a panjang, meskipun dua-duanya dianggap dapat diterima. Karena pada daerah yang berbahasa Inggris, ū·rā′·nəs kedengaran seperti "your anus" ('anusmu'), ejaan sebelumnya juga menyembunyikan malu: seperti yang Dr. Pamela Gay, astronom di Southern Illinois University,
sebutkan dalam siarannya, untuk menghindari "dikerjai oleh anak kecil
sekolahan ... saat ragu-ragu, jangan menekankan apapun dan hanya katakan
ūr′·ə·nəs. Dan merekapun lari dengan cepat."[37]
Uranus merupakan satu-satunya planet yang namanya berasal dari tokoh dari mitologi Yunani bukan dari mitologi Romawi. Adjektif dari Uranus adalah "Uranian". Simbol astronomisnya adalah . Simbol itu merupakan gabungan dari simbol untuk Mars dan Matahari karena Uranus adalah Langit dalam mitologi Yunani, yang dianggap didominasi oleh gabungan kekuatan Matahari dan Mars.[38] Simbol astrologisnya adalah ,
disarankan oleh Lalande tahun 1784. Dalam sebuah surat kepada Herschel,
Lalande mendeskripsikannya sebagai "un globe surmonté par la première
lettre de votre nom" ("sebuah globe yang diatasnya adalah huruf pertama
namamu").[32] Dalam bahasa Cina, Jepang, Korea dan Vietnam, nama planet Uranus secara literal dialihbahasakan sebagai bintang raja langit (天王星).[39][40]
Orbit dan rotasi
Uranus mengitari Matahari sekali dalam 84 tahun. Jarak rata-ratanya dari Matahari kira-kira 3 milyar km (sekitar 20 SA). Intensitas sinar Matahari di Uranus sekitar 1/400 yang ada di Bumi.[41] Elemen orbitnya dihitung pertama kali tahun 1783 oleh Pierre-Simon Laplace.[25] Dengan berjalannya waktu, perbedaan mulai terlihat antara orbit yang diprediksikan dan yang diamati dan pada tahun 1841, John Couch Adams
pertama kali mengajukan bahwa perbedaan itu mungkin disebabkan sentakan
gravitasi oleh sebuah planet yang tidak terlihat. Pada tahun 1845, Urbain Le Verrier mulai riset mandirinya sendiri tentang orbit Uranus. Pada 23 September 1846, Johann Gottfried Galle menemukan lokasi satu planet baru, yang kemudian diberinama Neptunus, hampir pada posisi yang diprediksikan oleh Le Verrier.[42]
Periode rotasi interior Uranus adalah 17 jam, 14 menit. Akan tetapi,
seperti semua raksasa gas lainnya, atmosfer atasnya mengalami angin
badai yang sangat kuat pada arah rotasi. Akibatnya, pada beberapa garis
lintang, seperti dua per tiga lintang dari khatulistiwa ke kutub
selatan, fitur-fitur atmosfer itu yang nampak bergerak jauh lebih cepat,
menjadikan rotasi penuhnya sekecil 14 jam.[43]
Kemiringan sumbu
Sumbu rotasi Uranus terletak pada sisinya dipandang dari bidang Tata Surya, dengan kemiringan sumbu
97,77°. Ini memberinya perubahan musim yang sama sekali tidak seperti
planet utama lain. Planet-planet lain dapat dibayangkan sebagai gasing yang berputar termiring-miring relatif terhadap bidang tata surya, sementara Uranus berotasi lebih seperti bola yang menggelinding termiring-miring. Berdekatan dengan waktu solstis Uranian, satu kutubnya menghadap Matahari
terus-menerus sedangkan kutub lainnya menghadap ke arah sebaliknya.
Hanya segaris daerah sempit di sekitar ekuator yang mengalami pergantian
siang-malam dengan cepat, namun dengan Matahari sangat rendah dari kaki
langit seperti di daerah kutub di Bumi. Pada sisi orbit Uranus yang
lain orientasi kutub-kutubnya terhadap Matahari adalah sebaliknya. Tiap
kutub terus-menerus disinari Matahari sekitar 42 tahun, diikuti dengan
42 tahun yang gelap.[44] Dekat waktu ekuinoks,
Matahari menghadap ekuator Uranus memberi periode pergantian
siang-malam sama seperti yang terlihat pada kebanyakan planet lain.
Uranus mencapai ekuinoks terkininya pada tanggal 7 December 2007.[45][46]
Belahan Utara | Tahun | Belahan Selatan |
---|---|---|
Solstis Musim Dingin | 1902, 1986 | Solstis Musim Panas |
Ekuinoks Musim Semi | 1923, 2007 | Ekuinoks Musim Gugur |
Solstis Musim Panas | 1944, 2028 | Solstis Musim Dingin |
Ekuinoks Musim Gugur | 1965, 2049 | Ekuinoks Musim Semi |
Salah satu akibat orientasi sumbu rotasi ini adalah bahwa, rata-rata
dalam satu tahun, daerah kutub menerima masukan energi yang lebih besar
dari Matahari daripada daerah ekuatornya. Namun demikian, Uranus lebih
panas ekuatornya daripada kutubnya. Mekanisme yang mendasari yang
menyebabkan hal ini tidak diketahui. Alasan tidak biasanya kemiringan
sumbu Uranus juga tidak diketahui pasti, namun perkiraan umum adalah
bahwa selama pembentukan Tata Surya, protoplanet seukuran Bumi bertubrukan dengan Uranus, menyebabkan orientasinya yang miring tersebut.[47] Kutub selatan Uranus menunjuk hampir kepada Matahari saat terbang dekat Voyager 2 tahun 1986. Penyebutan kutub ini sebagai "selatan" menggunakan definisi yang sekarang disetujui oleh Persatuan Astronomi Internasional,
yaitu bahwa kutub utara suatu planet atau satelit adalah kutub yang
menunjuk ke atas bidang invariabel Tata Surya, kemanapun arah planet itu
berputar.[48][49] Akan tetapi, perjanjian yang berbeda kadang digunakan, di mana kutub utara dan selatan suatu benda didefinisikan menurut aturan tangan kanan sehubungan dengan arah rotasi.[50] Menurut sistem koordinat yang belakangan ini, kutub utara Uranus adalah yang disinari Matahari pada tahun 1986.
Kecemerlangan
Dari tahun 1995 sampai 2006, magnitudo tampak Uranus berfluktuasi antara +5,6 dan +5,9; menempatkannya hampir pada batas daya lihat mata telanjang pada +6.5.[8] Diameter angularnya antara 3,4 dan 3,7 detik busur, dibandingkan dengan 16 hingga 20 detik busur untuk Saturnus dan 32 sampai 45 detik busur untuk Jupiter.[8] Saat oposisi, Uranus terlihat dengan mata telanjang dalam langit yang gelap dan tidak terpolusi cahaya dan menjadi sasaran yang mudah bahkan dalam kondisi perkotaan dengan teropong.[6]
Dalam teleskop amatir yang lebih besar dengan diameter lensa objektif
antara 15 dan 23 cm, planet itu nampak sebagai piringan biru pucat
dengan penggelapan tepi
yang khas. Dengan teleskop besar yang ukurannya 25 cm atau lebih lebar,
pola-pola awan, begitu pula beberapa satelit yang lebih besar, seperti Titania dan Oberon, mungkin juga kelihatan.[51]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar